caranya abu bakar menegakkan kembali shalat dan zakat?
B. Arab
ariosenosamodro
Pertanyaan
caranya abu bakar menegakkan kembali shalat dan zakat?
1 Jawaban
-
1. Jawaban jessica426
Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Silsilahnya
Nama Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar adalah lelaki yang pertama kali memeluk Islam, walaupun Khadijah lebih dahulu
masuk Islam daripadanya, adapun dari golongan anak-anak, Ali yang pertama kali memeluk
Islam, sementara Zaid bin Haritsah adalah yang pertama kali memeluk Islam dari golongan
budak.
Ternyata keislaman Abu Bakar paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum
muslimin dibandingkan dengan keislaman selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan
semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya maka masuk
mengikutinya tokoh-tokoh besar yang masyhur seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi
Waqqas, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Talhah bin Ubaidillah.
Sebelum masuk Islam, ia dipanggil dengan sebutan Abdul Ka’bah. Ada cerita menarik tentang
nama ini. Ummul Khair, ibunda Abu Bakar sebelumnya beberapa kali melahirkan anak laki-laki.
Namun setiap kali melahirkan anak laki-laki, setiap kali pula mereka meninggal. Sampai
kemudian ia bernazar akan memberikan anak laki-lakinya yang hidup untuk mengabdi pad
Ka’bah. Dan lahirlah Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar lahir dan besar ia diberi nama lain; Atiq. Nama ini diambil dari nama lain
Ka’bah, Baitul Atiq yang berarti rumah purba. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya
dengan sebutan Abdullah. Nama Abu Bakar sendiri konon berasal dari predikat pelopor dalam
Islam. Bakar berarti dini atau awal.
Nama Abu Bakar ash-Shiddiq sebenarnya adalah Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin
Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasy atTaimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai.
Dan ibunya adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim.
Berarti ayah dan ibunya berasal dari kabilah Bani Taim.
Ayahnya diberi kuniyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah. Dan pada masa jahiliyyah Abu Bakar
ash-Shiddiq digelari Atiq. Imam Thabari menyebutkan dari jalur Ibnu Luhai’ah bahwa anak-anak
dari Abu Quhafah tiga orang, pertama Atiq (Abu Bakar), kedua Mu’taq dan ketiga Utaiq.
B. Perjuangan Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam Berdakwah
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq Sebelum Masuk Islam
Sosok Abu Bakar As Shiddiq dikenal sebagai shahabat dekat Rasulullah, dan merupakan orang
yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW. Beliau menjadi orang yang sangat berjasa besar
dalam penyebaran risalah Islam.
Abu Bakar dilahirkan setelah tahun Gajah, maka beliau lebih muda dari Rasulullah karena Rosul
dilahirkan di tahun Gajah. Tetapi para ulama bersilang pendapat mengenai jarak waktu antara
tahun gajah denga waktu kelahiran beliau. Diantara ulama ada yang berp endapat bahwa beliau
dilahirkan 3 tahun selepas tahun Gajah, ada yang mengatakan 2 tahun 6 bulan, ada yang
berpendapat 2 tahun beberapa bulan tanpa menetapkan jumlah bulannya.
Beliau hidup dalam lingkungan keluarga yang baik dan mulia di antara kaumnya. Bahkan Abu
Bakar temasuk salah satu pembesar Quraisy dari Bani Taim. Dia menjadi orang yang mulia dan
terkemuka di kaumnya. Bahkan sebelum Islam Abu Bakar terkenal sebagai orang yang mampu
menjaga diri dari perilaku perilaku jahiliyah seperti minum khamr, zina, dan bahkan
diriwayatkan bahwa beliau termasuk orang yang tidak pernah bersujud kepada berhala.
Dalam hal keilmuan pun Abu Bakar terkenal seorang ahli nasab. Dia bahkan menjadi rujukan
dan guru para ahli nasab di zamannya seperti ‘Uqail bin Abi Thalib dan yang lainnya. Beliau
juga terkenal sebagai saudagar kaya yang sering berdagang ke negeri Syam. Beliau menjadi
sahabat Rasulullah sejak dari kecil hingga dewasa, bahkan dalam dunia perdagangan saat
Rasulullah menjadi pedagang.
2. Abu Bakar Ash-Shiddiq Setelah Masuk Islam
Abu Bakar termasuk orang yang menjaga diri di masa jahiliyah. Dia tidak pernah bersujud
kepada berhala dan bahkan berusaha mencari agama yang benar dan sesuai dengan fitrah yang
suci. Dengan profesinya sebagai pedagang, beliau sering melakukan perjalan jauh ke berbagai
wilayah. Dalam perjalananya inilah beliau selalu berhubungan dengan penganut berbagai agama
demi mencari agama yang paling benar sesuai fitrah manusia. Maka banyak penulis yang sering
menuliskan bahwa keimanan Abu Bakar lahir dari perjalanan perncariannya terhadap agama
yang lurus sesuai fitrah.
Dikisahkan pula bahwa beliau sering berbincang dengan orang-orang yang masih berpegang
pada ajaran tauhid semisal Waraqah bin Naufal dkk. Abu Bakar pernah bercerita bahwa ketika
dia duduk di sekitar Ka’bah, saat itu ‘Amru bin Nufail juga sedang duduk. Kemudian lewatlah
Umayyah ibnu Abi As Shalt dan bertanya: “Bagaimana kabarmu wahai pencari kebaikan?”
(maksudnya pencarian agama yang benar) lalu beliau menjawab: “Baik” maka Ibnu Abi Shalt
pun bertanya kembali: “Apa kamu sudah menemukannya?” dan beliau pun menjawab: “Belum”
a.