sebutkan pengandalian norma TOLONG DI JAWAB YA
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban SITAAULIA282
Berdasarkan sifatnya, pengendalian sosial dapat dikelompokkan dalam pengendalian sosial yang bersifat preventif dan pengendalian sosial yang bersifat represif.
Pengendalian sosial yang bersifat preventif adalah pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Tujuannya adalah untuk mencegah agar pelanggaran tidak terjadi. Pengendalian sosial yang bersifat preventif antara lain dapat dilakukan melalui proses sosialisasi. Dalam sosialisasi, nasihat, anjuran, larangan atau perintah dapat disampaikan sehingga terbentuklah kebiasaan yang disenangi untuk menjalankan peran sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya, nasihat guru terhadap siswanya. Dalam nasihatnya itu, guru meminta siswa untuk selalu belajar dan membuat pekerjaan rumah, jika nasihat itu didengar dan dilaksanakan oleh siswa tersebut, siswa tersebut akan dapat menguasai pelajaran yang diberikan oleh guru itu. Perannya sebagai seorang pelajar juga dapat dilakukannya dengan baik.Pengendalian sosial yang bersifat represif adalah pengendalian sosial yang ditujukan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum pelanggaran itu terjadi. Pengendalian ini dilakukan setelah orang melakukan suatu tindakan penyimpangan sosial. Pengendalian sosial yang bersifat represif biasanya diikuti dengan penjatuhan sanksi bagi pelaku penyimpangan sosial. Misalnya, seorang pelajar yang melanggar peraturan sekolah- Pelajar tersebut dikenai sanksi. Tujuannya agar ketertiban sekolah kembali terjaga Cara Pengendalian Sosial Ada dua cara pengendalian sosial di masyarakat yaitu: Pengendalian sosial dengan cara persuasif, yakni tidak dilakukan melalui kekerasan, tetapi melalui ajakan atau bimbingan supaya orang dapat bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.Pengendalian sosial dengan cara koersif, yakni menekankan kekerasan atau ancaman dengan kekuatan fisik, dengan tujuan agar pelaku tidak mengulangi lagi perbuatannya yang menyimpang. Bentuk-Bentuk Pengendalian SosialDalam penerapannya, pengendalian sosial mempunyai beberapa bentuk, seperti agama, pendidikan, Desas-desus atau gossip, teguran, dan hukuman. Lebih jelasnya bentuk-bentuk pengendalian sosial ada dibawah ini :
Agama
Agama merupakan pedoman hidup untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat bagi penganutnya. Oleh karena itu, seseorang yang memeluk suatu agama dituntut untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan yang telah digariskan dalam ajaran agamanya. Jika seseorang meyakini dan patuh pada agamanya, maka dengan sendirinya perilakunya akan terkendali dari bentuk perilaku menyimpang.
Setiap pemeluk agama yang taat akan mampu mengendalikan dirinya dari perbuatan yang dilarang oleh agama, seperti mencuri, berjudi, korupsi, menfitnah, menjelek-jelekkan orang lain (menghujat), berzina, dan membunuh.
Pendidikan
Pendidikan merupakan pengendalian sosial yang telah melembaga baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Pendidikan membimbing seseorang agar menjadi manusia yang bertanggung jawab dan berguna bagi agama, nusa dan bangsanya. Seseorang yang berhasil di dunia pendidikan akan merasa kurang enak dan takut apabila melakukan perbuatan yang tidak pantas atau menyimpang.
Contohnya, dalam menghadapi era globalisasi di mana persaingan bebas akan diikuti oleh masyarakat internasional, sudah selayaknya seseorang sebagai warga negara harus menyadari pentingnya pendidikan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sebagai bekal dalam mengikuti kompetisi atau persaingan dengan bangsa lain.
Desas-desus atau gossip
Desas-desus atau gosip merupakan berita yang menyebar secara cepat baik melalui media massa maupun melalui mulut ke mulut. Desas-desus sering disebut dengan istilah kabar angin atau kabar burung. Kebenaran berita desas-desus masih diragukan karena tidak selalu desas-desus berdasarkan fakta atau kenyataan.
Rasa malu yang ditimbulkan oleh desas-desus membuat pelaku penyimpangan sosial yang didesas-desuskan sadar akan perbuatannya. Dia pun kembali berperilaku sesuai dengan norma-norma masyarakat. Dia pun akan bertindak lebih berhati-hati dan tidak mengulangi perbuatannya.
Teguran
Teguran atau peringatan diberikan kepada orang yang melakukan penyimpangan agar pelaku penyimpangan sosial sesegera mungkin menyadari kesalahannya. Teguran dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan. Teguran dalam organisasi formal dilakukan secara bertahap.
Biasanya teguran dilakukan sebanyak tiga kali secara tertulis. Jika teguran demi teguran tidak diindahkan, maka pelaku pelanggaran akan dikenakan sanksi disiplin.